Anemia aplastik merupakan kondisi dimana sumsum tulang tidak mampu memproduksi jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit yang cukup. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, pusing, pucat, mudah memar, dan mudah terkena infeksi.
Penyebab dari anemia aplastik bisa bermacam-macam, namun yang paling umum adalah karena adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan sumsum tulang terganggu dalam memproduksi sel-sel darah. Selain itu, faktor genetik juga dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena anemia aplastik.
Beberapa faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena anemia aplastik antara lain adalah paparan zat kimia berbahaya seperti pestisida, obat-obatan tertentu seperti antibiotik atau kemoterapi, infeksi virus seperti hepatitis atau HIV, serta radiasi.
Selain itu, ada juga kondisi medis tertentu seperti sindrom Fanconi, lupus, dan leukemia yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena anemia aplastik. Selain itu, kekurangan gizi seperti kekurangan zat besi, vitamin B12, atau asam folat juga dapat menyebabkan anemia aplastik.
Untuk mencegah anemia aplastik, penting bagi seseorang untuk menjaga pola makan yang sehat, menghindari paparan zat berbahaya, dan mengelola kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko terkena anemia aplastik. Jika seseorang mengalami gejala anemia aplastik, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Semoga artikel ini bermanfaat.