Kembuhung, kearifan lokal kurangi limbah makanan
Saat ini, masalah limbah makanan menjadi isu yang semakin serius di Indonesia. Banyak makanan yang dibuang begitu saja tanpa dipikirkan dampaknya terhadap lingkungan. Namun, di tengah-tengah kekhawatiran ini, masyarakat Indonesia masih memiliki kearifan lokal yang dapat membantu mengurangi limbah makanan, salah satunya adalah kembuhung.
Kembuhung adalah tradisi masyarakat Jawa yang mendorong untuk tidak meninggalkan sisa makanan di piring. Dalam budaya Jawa, meninggalkan sisa makanan di piring dianggap sebagai tindakan yang tidak sopan dan tidak menghargai usaha yang dilakukan oleh orang yang memasak. Sehingga, masyarakat Jawa cenderung untuk memastikan bahwa mereka habis makan dan tidak meninggalkan sisa makanan di piring.
Kebiasaan ini sebenarnya memiliki dampak positif dalam mengurangi limbah makanan. Dengan tidak meninggalkan sisa makanan di piring, maka otomatis jumlah limbah makanan yang dihasilkan juga akan berkurang. Selain itu, dengan membiasakan diri untuk memakan semua makanan di piring, kita juga dapat menghargai makanan dan tidak menganggap remeh makanan yang telah disediakan.
Selain kembuhung, masih banyak kearifan lokal lainnya di Indonesia yang dapat membantu mengurangi limbah makanan. Misalnya, masyarakat Minangkabau memiliki tradisi “sikua” yang merupakan kebiasaan untuk membagi makanan dengan orang lain. Dengan membagi makanan, maka kita dapat memastikan bahwa makanan yang disediakan tidak terlalu berlebihan dan tidak akan menghasilkan limbah makanan yang banyak.
Dengan mempertahankan dan mempraktikkan kearifan lokal seperti kembuhung dan sikua, kita dapat membantu mengurangi limbah makanan di Indonesia. Selain itu, kita juga dapat membantu melestarikan budaya dan tradisi yang telah ada sejak lama. Sehingga, mari kita terus menjaga dan mempraktikkan kearifan lokal tersebut agar kita dapat hidup lebih berkelanjutan dan lebih menghargai makanan yang kita konsumsi.